Monday, September 5, 2011

OK, akhirnya sekarang Aku harus memberanikan diri untuk menulis tulisan ini. Entah keberanian dari mana yang jelas lebih baik ini ditulis entah itu akan jadi sekedar tulisan atau titik balik kehidupan. Ya, ini masalah hati. Benar, ini masalah cinta. Memang ini masalah kisah yang belum selesai.
Aku terjebak dengan kisah lima tahun yang lalu terhitung saat terakhir aku menulis ini. Saat itu masih kelas 2 SMA. Masih ABG-ABG-nya dan masih lagi labil-labilnya. Selayaknya ABG-ABG seumuran Aku saat itu pastilah ada cerita-cerita tentang suka-sukaan. Nah, waktu itu Aku sekelas dengan cowok yang sebut saja namanya Dika (samaran).

Derita Mahasiswa

Kalian pernah ngerasain jadi mahasiswa tingkat akhir? kalo belum baguslah kalo udah maka mudah-mudahan kita tidak senasib. Jadi mahasiswa tingkat akhir pertamanya di awal semeter belum ngeh tapi dah masuk pertengahan udah mulai ancaman datang. Serasa ditumpuk beribu buku dengan debu tebal di seluruh tubuh. Hal yang paling buat risih ketika pembimbing lewat depan mata semua jadi salah tingkah. Kalo ditegur pasti ujung-ujungnya skripsi, kalo gak ditegur mau gitu yah pas waktu bimbingan kita yang balik dicuekin?!.
Aku emang terlalu lemah untuk urusan ngibulin orang tapi untuk menghindar dari orang apalagi pembimbing sekarang dah mulai lihai. Sebenarnya kalau saja dari semester pertama udah tau dan jelas gimana itu kuliah dan apa aja yang mesti diikuin pastinya udah gak kayak gini di akhir. IP masih pas-pasan mau ngikutin kata pembimbing untuk buat proposal penelitian masih kurang paham dengan materi apapun. Mau ditunggu lama-lama setiap pulang kampung orang tua pasti nanyanya kapan wisuda. Streeees tau?! #deritamahasiswa.
Belum hal lain yang mau gak mau ikut difikirin nikah dan kerja atau kerja dan nikah, yah kerja dan nikah. Harusnya rancangan hidup ini udah dibuat jauh jauuuuuuh sebelum Akuu masuk kuliah. Apa boleh buat udah sampe diakhir ini baru bisa nyesel gak penting juga ya kan?!
Doain aja deh untuk proposal - seminar - penelitian - skripsi - seminar hasil - wisuda LANCAR yah! *big hug dong*

Untuk Dirasa Bukan Dibaca

"Cinta itu kadang rumit untuk dimengerti, sulit untuk dikatakan dan sulit untuk ditebak. Cinta terkadang membuat fikiran, prinsip dan keyakinan luntur. Cinta jika diperbincangkan membuat orang yang tak merasakan mual dan orang yang merasakan mabuk karenanya. Cinta membuat pembatas antara benar dan salah menjadi baur. Cinta mampu mengalahkan ego hanya dengan sekejap kata “cinta”. Cinta dapat merubah semua yang diam berbicara, semua yang dingin hangat dan semua benci menjadi CINTA."

Mungkin kalian tertawa membaca kalimat-kalimat diatas tapi untuk saat ini itu yang terasa. Lama Aku berfikir untuk menulis tulisan ini apalagi untuk mempost-kan ke blog. Masih ada sedikit ragu karena Aku sendiri sebenarnya belum terlalu merasakan apa yang Aku tulis. Masih ada malu karena Aku sendirri sebenarnya belum menemukan apa yang Aku tulis. Masih ada marah karena aku sendiri sebenarnya menyimpan cerita yang belum terselesaikan dari tulisan ini. Apapun itu dengan tulisan ini lebih baik dari pada tidak sama sekali karena ini satu-satunya cara untuk penyadaran diri bahwa sebenarnya apa yang aku tulis itu ADA.

Saturday, July 9, 2011

Mantan Teman

Dari setiap time line di Twitter malam ini satu hal yang agak mengherankan, kenapa semua membicarakan sahabat jadi pacar. Satu time line isinya ngena banget.
"Pacaran dgn yg tadinya sahabat juga menghindarkan kita dr drama-drama lebay yg gak perlu. Udah tau sama tau."
Apa coba itu? Penting gitu yah di buat di time line? Yang terlebih membuat ingatanku melayang ke 5 tahun yang lalu tulisan time line dari Albherthiene
"Yg bnyk terjadi, sahabatan yg berpotensi pacaran butuh berpisah dulu utk sadar bhw kerinduan itu ada...".
Tidak, cukup! semua ini hanya akan buat sakit yang tidak akan ada obat. Toh semua kisah itu telah aku coba dengan sangat kuat untuk didorong menyudut dan jika perlu tidak akan tampak untuk selamanya.

Swift putih tertengger manis dan bersih didepan kontrakan minimalis bernomor 41B. Swift ini satu-satunya impianku yang terwujud walaupun dengan kredit dan bantuan Papa yang sampai sekarang belum aku tuntaskan pembayarannya namun satu hal yang membuat aku bangga menjadi diriku sendiri yaitu aku berani dan bisa untuk suatu hal yang bersifat materi.
Pagi ini harus ke kampus dan menyelesaikan hutang pendidikan dengan kedua orang tua dan diri sendiri. Aku lebih suka mengatakan "hutang" karena lebih kepada tanggung jawab yang HARUS dituntaskan.
Tidak banyak yang berbeda di jalanan selama seminggu terakhir ini sama seperti minggu kemaren masih ramai, masih sembraut, masih menyalahi aturan dan masih membuat stres. Seminggu belum cukup untuk mengubah jalanan ini berubah, yah mungkin berubah tapi berubah lebih negatif lagi kemungkinan besarnya.
Sudah, cukup menggerutu dengan jalan ini toh tidak ada ubahnya dengan segudang gurutuan itu. Lebih berarti pagi ini tutup jendela penuh, hidupkan AC, putar mp3 Paramore volume high. Semangat yang dibutuhkan pagi ini bukan gerutu jalanan yang pastinya untuk saat ini tidak akan berubah. Masa depanku masih berhutang di kampus yang sebentar lagi aku temui.

Off for DAMN Vacation

Oke... sebenarnya ini bukan liburan makanya judulnya gitu. Apapun itu katanya mesti buat sugesti bagus supaya jadinya bagus juga. Anyway besok itu tepatnya 11 July 2o11 hari dimana semua anak seangkatan (2008) mau gak mau diharuskan dengan namanya KKN. KKN ini katanya sebuah pengabdian dengan masyarakat yang nantinya juga akan mengasah kemampuan soft skill mahasiswa selama 1 bulan. Satu bulan itu kita diletakkan di tempat yang terpencil antah barantah dan minim fasilitas (tepatnya gak ada fasilitas). Right DAMN huh?!
Sebenarnya bukan karena apa yang akan terjadi disana, dengan fasilitas yang minim dan segala macam yang berbau "Jungle", ini terlebih karena gak adanya kejelasan bagi kita-kita yang pergi KKN yang dapatnya di daerah nun jauh disana yang memang benar-benar sulit dijamah untuk melakukan daftaran kuliah dan daftaran KRS. Yaa... itu hal pertama, hal lainnya bayangkan KKN yang dimulai senen besok itu memakan waktu hingga bulan puasa, berarti puasa pertama mesti RELA tidak menelfon keluarga. Sekali lagi aku cuma bisa bilang OK.!!
Akhirnya untuk satu bulan kedepan bye bye dulu ya tweet, blog, fb dan youtube. OK!!
Doakan aja damn vacation ini jadi nice vacation, AMIN.

Monday, July 4, 2011

LAPORAN AKHIR PRATIKUM EKOLOGI TANAH DAN TANAMAN

PENDAHULUAN

Hutan adalah suatu wilayah luas yang ditumbuhi pepohonan, termasuk juga tanaman kecil lainnya seperti, lumut, semak belukar, dan bunga liar. Ditambah dengan beberapa jenis burung, serangga, dan binatang lainnya yang menghuni hutan tersebut. Berjuta-juta makhluk hidup yang hanya dapat dilihat dibawah microskop juga menghuni hutan.

Ekosistem hutan sangatlah kompleks, pohon-pohon dan tanaman hijau lainnya membutuhkan sinar matahari untuk memproses makanan yang diambil dari udara, air dan mineral dari dalam tanah. Tanaman memberi makan pada beberapa binatang tertentu. Binatang pemakan tumbuhan ini dimakan oleh binatang pemangsa daging. Tanaman dan binatang yang mati diurai oleh bakteri dan organisme lainnya seperti protosoa dan jamur. Proses ini mengembalikan mineral ke dalam tanah, yang dapat digunakan lagi oleh tumbuhan untuk ber-fotosintesis.

Hutan sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia jaman dahulu mencari makan dengan cara berburu dan mengumpulkan tanaman liar di hutan. Beberapa orang masih tinggal dan hidup di dalam hutan, menjadi bagian alami dari hutan. Meskipun manusia telah membangun pemukiman pedesaan atau perkotaan tetapi masih sering memasuki hutan untuk berburu atau mencari kayu.

Pohon dan kebanyakan dari tumbuhan lain berakar pada tanah dan menyerap unsur hara dan air. Daun-daun yang gugur, ranting, cabang, dan bagian lain yang tersedia; makanan untuk sejumlah inang hewan invertebrata, yang penting seperti rayap, juga untuk jamur dan bakteri. Unsur hara dikembalikan ke tanah lewat pembusukan dari bagian yang jatuh dan dengan pencucian dari daun-daun oleh air hujan. Ini merupakan ciri hutan hujan tropis yang kebanyakan dari gudang unsur hara total ada dalam tumbuhan; secara relatif kecil di simpan dalam tanah.

Banyak jenis hutan yang terdapat di bumi ini salah satunya yang memiliki banyak keragaman jenis tanaman yaitu hujan hujan tropis. Hutan hujan tropis tumbuh di dekat garis equator, dimana iklim sepanjang tahun hangat dan basah. Sebagian besar hutan ini tumbuh di lembah sungai Amazon, lembah sungai Kongo, dan di wilayah Asia Tenggara termasuklah Indonesia.

Namun dengan perkembangan jumlah penduduk dan kebutuhan masyarakat dunia akhir-akhir ini keberadaan hutan khususnya hutan hujan tropis semakin terancam. Secara sadar ataupun tidak banyak kegiatan manusia yang telah merusak keberadaan hutan yang kita ketahui memiliki tingkat kepentingan tertinggi dalam penjaga global warming. Selain itu pemanfaatan lahan hutan yang tidak tepat seperti penanaman tanaman yang tidak sesuai dengan jenis tanah pada hutan tersebut juga mengakibatkan kerusakan secara perlahan pada hutan tersebut.


I. TINJAUAN PUSTAKA

Departemen Kehutan Departemen Kehutanan (1989) Hutan adalah suatu ekosistem yang bercirikan liputan pohon yang cukupan luas, baik yang lebat atau kurang lebatan. Menurut FAO (1958) Hutan adalah seluruh lahan yang berhubungan dengan masyarakat tumbuhan yang didominir oleh pohon-pohon dari berbagai ukuran, dieksploitasi atau tidak, dapat menghasilkan kayu atau hasil-hasil hutan lainnya, dapat memberikan pengaruh terhadap iklim atau siklus air, atau menyediakan perlindungan untuk ternak dan satwa liar. UUPK No 5 th 1967 Hutan adalah suatu hamparan lapangan bertumbuhan pohon-pohon yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya dan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan. UUK No 41 th 1999 Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Bruenig (1996) Hutan adalah suatu bidang lahan yang tertutupi oleh pohon-pohon yang dapat membentuk keadaan iklim tegakan (iklim mikro di dalam hutan), termasuk bagian bidang lahan bekas tebangan melalui tebang habis, di dalam wilayah hutan tetap pada tanah negara atau tanah milik, yang setelah pemanenan (penebangan) terhadap tegakan hutan yang terdahulu, dilakukan pembuatan dan pemeliharaan permudaan alam atau penghutanan kembali.

Hutan sebagai bagian dari sumberdaya alam nasional memiliki arti dan peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan sosial, pembangunan lingkungan hidup. Telah diterima sebagai kesepakatan internasional bahwa hutan yang berfungsi penting bagi kehidupan dunia, harus dibina dan dilindungi dari berbagai tindakan yang berakibat rusaknya ekosistem dunia.

Hutan memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan. Manfaat hutan tersebut diperoleh apabila hutan terjamin eksistensinya sehingga dapat berfungsi secara optimal. Fungsi-fungsi ekologi, ekonomi dan sosial dari hutan akan memberikan peranan nyata apabila pengelolaan sumberdaya alam berupa hutan seiring dengan upaya pelestarian guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Jenis - jenis hutan dikelompokkan berdasarkan variasi sistem ekologi. Hutan dengan iklim, tanah dan kelembaban yang mirip dikelompokkan menjadi 6 kelompok:

1. tropical rain forests

2. tropical seasonal forest

3. temperate deciduous forest

4. temperate evergreen forest

5. boreal forest

6. savanna

Dari ke enam kelompok jenis hutan, hutan hujan tropis paling banyak memiliki keragaman pohon, sekitar 100 species bisa tumbuh pada wilayah seluas 2,6 Km2. Sebagian besar pohon berdaun lebar dan selalu hijau sepanjang tahun, terdapat juga pohon palm dan paku-pakuan. Kebanyakan hutan pohonnya membentuk tiga lapisan selubung (kanopi). Kanopi paling atas dapat mencapai ketinggian 46 meter, tumbuhan yang melebihi kanopi di sebut emergent.

Hutan hujan tropis tumbuh di dekat garis equator, dimana iklim sepanjang tahun hangat dan basah. Sebagian besar hutan ini tumbuh di lembah sungai Amazon, lembah sungai Kongo, dan di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Hutan Hujan Tropis adalah suatu masyarakat kompleks merupakan tempat yang menyediakan pohon dari berbagai ukuran. Dalam buku ini istilah kanopi hutan digunakan sebagai suatu yang umum untuk menjelaskan masyarakat tumbuhan keseluruhan di atas bumi. Di dalam kanopi iklim micro berbeda dengan diluarnya; cahaya lebih sedikit, kelembaban sangat tinggi, dan temperatur lebih rendah. Banyak dari pohon yang lebih kecil berkembang dalam naungan pohon yang lebih besar di dalam iklim mikro inilah terjadi pertumbuhan. Di atas bentuk pohon dan dalam iklim mikro dari cakupan pertumbuhan kanopi dari berbagai jenis tumbuhan lain: pemanjat, epiphytes, mencekik, tanaman benalu, dan saprophytes.

Hutan hujan tropis adalah hutan yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi, atau hutan dengan pohon-pohon yang tinggi, iklim yang lembab, dan curah hujan yang tinggi (Zaenuddin, 2008).

Patandianan (1996) mengatakan bahwa sifat tanah hutan hujan tropis adalah miskin hara sehingga tidak mampu mendukung produktivitas tumbuhan yang sangat tinggi. Menurut Resosoedarmo et al., (1986) produktivitas yang sangat tinggi pada kawasan ini terjadi karena ekosistem hutan hujan tropis memiliki sistem daur hara yang sangat ketat, tahan kebocoran, dan berlangsung cepat.

Menurut Ewusie (1980) wilayah hutan hujan tropis mencakup ± 30 % dari luas permukaan bumi dan terdapat mulai dari Amerika Selatan, bagian tengah dari benua Afrika, sebagian anak benua India, sebagian besar wilayah Asia Selatan dan wilayah Asia Tenggra, gugusan kepulauan di samudra Pasifik, dan sebagian kecil wilayah Australia.

Pada umumnya wilayah hutan hujan tropis dicirikan oleh adanya 2 musim dengan perbedaan yang jelas, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Ciri lainnya adalah suhu dan kelembapan udara yang tinngi, demikian juga dengan curah hujan, sedangkan hari hujan merata sepanjang tahun (Walter, 1981).

Ciri-ciri umum hutan hujan tropis antara yaitu: (1) Lokasi hutan berada di daerah tropis. (2) Curah hujan hutan hujan tropis memperoleh curah hujan sebesar paling tidak 80 inci setiap tahunnya. (3) Kanopi hutan hujan tropis memiliki kanopi, yaitu lapisan-lapisan cabang pohon beserta daunnya yang terbentuk oleh rapatnya pohon-pohon hutan hujan. (4) Keanekaragaman biota hutan hujan tropis memiliki tingkan keragaman biota yang tinggi (biodiversity). Biodiversity adalah sebutan untuk seluruh benda hidup seperti tumbuhan, hewan, dan jamur yang ditemukan di suatu ekosistem. Para peneliti percaya bahwa sekitar separuh dari tumbuhan dan hewan yang ditemukan di muka bumi hidup di hutan hujan. (5) Hubungan simbiotik antar spesies: spesies di hutan hujan seringkali bekerja bersama. Hubungan simbiotik adalah hubungan dimana dua spesies berbeda saling menguntungkan dengan saling membantu. Contohnya, beberapa tumbuhan membuat struktur tempat tinggal kecil dan gula untuk semut. Sebagai balasannya, semut menjaga tumbuhan dari serangga-serangga lain yang mungkin ingin memakan daun dari tumbuhan tersebut. (6) Ciri-ciri Iklim selalu basah. curah hujan tinggi. dan merata, tanah kering sampai lembab dan bermacam-macam jenis tanah. Mayoritas hidup tumbuhan berkayu (perpohonan. liana). tumbuhan berbatang kurus (tidak banyak cabang. kulit tipis). Terdapat di pedalaman. pada tanah rendah sampai berbukit (1000 mdpl) sampai pada dataran tinggi (s/d 4000 mdpi). Dapat dibedakan menjadi 3 zone menurut ketinggiannya : Hutan Hujan Bawah (2 - 1000 mdpl). Hutan Hujan Tengah (1000 - 3000 mdpl), Hutan Hujan Atas (3000 - 4000 mdpl). Terdapat terutama di Sumatera. Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Irian.

Produktivitas serasah di hutan hujan tropis adalah juga yang tertinggi di banding dengan wilayah-wilayah lain. Oleh karena produktivitas serasah yang tinggi maka akan memberikan keuntungan bagi vegetasi untuk meningkatkan produktivitas karena tersedianya sumber hara yang banyak.

Tumbuhan utama penyusun hutan hujan tropis yang basah (lembab), biasanya terdiri atas tujuh kelompok utama, yaitu :

1. Pohon-pohon Hutan

Pohon-pohon ini merupakan komponen struktural utama, kadang-kadang untuk mudahnya dinamakanatap atautajuk (canopy).

2. Terna

Pada bagian hutan yang kanopinya tidak begitu rapat, memungkinkan sinar matahari dapat tembus hingga ke lantai hutan. Pada bagian ini banyak tumbuh dan berkembang vegetasi tanah yang berwarna hijau yang tidak bergantung pada bantuan dari luar. Tumbuhan yang demikian hidup dalah iklim yang lembab dan cenderung bersifat terna seperti paku-pakuan dan paku lumut (Selagenella spp.) dengan bagian dindingnya sebagian besar terdiri dari tumbuhan berkayu. Terna dapat membentuk lapisan tersendiri, yaitu lapisan semak-semak (D), terdiri dari tumbuhan berkayu agak tinggi. Lapisan kedua yaitu semai-semai pohon (E) yang dapat mencapai ketinggian 2 meter.

3. Tumbuhan Pemanjat

Tumbuhan ini bergantung dan menunjang pada tumbuhan utama dan memberikan hiasan utama pada hutan hujan tropis. Tumbuhan pemanjat ini lebih dikenal dengan sebutan Liana. Tumbuhan ini dapat tumbuh baik, besar dan banyak, sehingga mampu memberikan salah satu sifat yang paling mengesankan dari hutan hujan tropis. Tumbuhan ini dapat berbentuk tipis seperti kawat atau berbentuk besar sebesar paha orang dewasa. Tumbuhan ini seperti menghilang di dalam kerimbunan dedaunan atau bergantungan dalam bentuk simpul-simpul tali raksasa (ingat dalam film Tarzan, the Adventure). Sering pula tumbuhan ini tumbuh di percabangan pohon-pohon besar. Beberapa diantaranya dapat mencapai panjang sampai 200 meter.

4. Epifita

Tumbuhan ini tumbuh melekat pada batang, cabang atau pada daun-daun pohon, semak, dan liana. Tumbuhan ini hidup diakibatkan oleh kebutuhan akan cahaya matahari yang cukup tinggi. Beberapa dari tipe ini hidup di atas tanah pada pohon- pohon yang telah mati. Tumbuhan ini pada umumnya tidak menimbulkan pengaruh buruk terhadap inang yang menunjangnya. Tumbuhan ini pun hanya memainkan peran yang kurang berarti dalam ekonomi hutan. Namun demikian, epfita memainkan peranan penting dalam ekosistem sebagai habitat bagi hewan. Jumlah jenisnya lebih beraneka ragam, biasanya melibatkan kekayaan jenis-jenis tumbuhan spora, baik dari golongan yang rendah maupun paku-pakuan dan tumbuhan berbunga termasuk diantaranya semak-semak. Kehadiran epifit dalam ukuran yang luas lagi digunakan untuk membedakan antara hutan hujan tropis dengan komunitas hutan di daerah iklim sedang.

5. Pencekik Pohon

Tumbuhan pencekik memulai kehidupannya sebagai epifita, tetapi kemudian akar- akarnya menancap ke tanah dan tidak menggantung lagi pada inangnya. Tumbuhan ini sering membunuh pohon yang semula membantu menjadi inangnya. Tumbuhan pencekik yang paling banyak dikenal dan melimpah jumlahnya, baik dari segi jenis ataupun populasinya, adalahFircus spp. yang memainkan peranan penting baik dalam ekonomi maupun fisiognomi hutan hujan tropis.

6. Saprofita

Tumbuhan ini banyak ditemukan pada lantai hutan yang memiliki rontokkan daun- daun yang cukup tebal dan terjadi pembusukkan yang nyata. Tumpukan dedaunan tersebut dapat dijumpai pada rongga-rongga atau sudut-sudut diantara akar-akar banir pohon-pohon.

7. Parasit

Jenis tumbuhan ini biasanya mengambil unsur hara dari pohon inangnya untuk kelangsungan hidupnya. Tumbuhan ini hidupnya hanya untuk merugikan tumbuhan inangnya. Tumbuhan ini dapat berupa cendawan dan bakteria yang digolongkan dalam 2 sinusia penting. Pertama adalah parasit akar yang tumbuh di atas tanah dan yang kedua adalah setengah parasit (hemiparasit) yang tumbuh seperti epifita di atas pohon.

Pengunaan hutan hujan tropis hendaklah memperhatikan kaedah –kaedah dari jenis tanah pada hutan tersebut sehingga kegiatan yang kita lakukan tidak merusak keberadaan hutan tersebut. Analisis kesesuaian lahan dilakukan untuk mendapatkan alternatif berbagai tanaman yang sesuai dengan kondisi bentang lahan dan jenis tanah yang terdapat dalam areal kerja tersebut. Analisis ini dilakukan dengan cara mencocokkan antara kebutuhan tanaman untuk hidup dengan data kondisi tapak yang akan ditanami. Hasil analisis tanah dan faktor iklim disesuaikan dengan persyaratan tumbuh suatu jenis tanaman.


II. BAHAN DAN METODA

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2011 pukul 09.00 hingga selesai. Praktikum ini dilaksanakan di hutan hujan tropis Gunung Gadut.

2.2 Tujuan dan Metoda

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk melihat keanekaragaman tanaman, bahan organik, vegetasi dan jumlah serasah pada hutan pada hutan hujan tropis.

Metoda yang digunakan dalam praktikum ini yaitu dengan cara pengamatan.

2.3 Bahan dan Alat

Alat dan bahan yng digunakan pada praktikum ini yaitu adalah tali plastik panjang 20 meter, pisau cutter atau pisau komado, kantong plastik ukuran 5 kg 5 buah, meteran dan kertas koran.

3.4 Cara Kerja

Cara kerja untuk praktikum ini pertama, bagi empat tempat berdasarkan ketinggian dengan jarak 20 meter masing-masingnya. Setiap ketinggian diambil 20 meter kesamping kanan dan samping kiri. Disetiap sayap kanan dan kiri dibuat petakan seluas 10 x 10 meter. Lalu ambil lokasi di dalam petakan tersebut dengan ukuran 25 x 25 cm. Dalam lokasi petakan 25 x 25 cm tersebut amati jumlah serasah atau bahan organiknya, vegetasi, jenis tanah dengan kedalaman 0-5 cm, 5-10 cm dan 10-15 cm. Lihat keadaan tanahnya, warna, tekstur, struktur dan konsistensinya.

Serasah atau bahan organik yang terdapat pada petakan 25 x 25 cm itu diambil dan dimasukkan kedalam plastik lalu ditimbang di laboratorium beratnya. Untuk tanah pada tiap-tiap kedalaman diambil lalu dianalisis di laboratorium. Dan untuk vegetasi yang ada disekitar petakan dan dalam petakan tersebut di ambil sampelnya lalu di tentukan deskripsi dan klasifikasinya.


III. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapat data perketinggian sebagai berikut:

a. Ketinggian 390 m dpl

1. Plot I

Pengamatan

Keterangan

Warna Tanah

0-5 cm 5 yr 2/2 brownies black.

5-10 cm 7 1/2 yr 3/3 dark brown.

10-15cm 7 1/2 yr 4/4 brown.

Tekstur dan Struktur Tanah

0-5 cm gumpal bersudut, lempung berpasir

5-10 cm gumpal bersudut, lempung berpasir.

10-15 cm gumpal bersudut, lempung berpasir.

Konsistensi Tanah

Keseluruhan lemah

Bahan Organik

Banyak

Berat Serasah

192,48 gr

Vegetasi

Durian (Bombaceae sp.), Rimbang (Solanum Torvum Swartz), Coklat (Theobroma cacao, L), Kopi (Coffea sp.), Kulit Manis (Cinnamomum verum), Manggis (Garcinia mangostana L), Pinang (Areca catechu L.), Sicerek (Clausena Exarata Bunn L), Anggrek

2. Plot II

Pengamatan

Keterangan

Warna Tanah

0-5 cm 5 yr 2/2 brownies black.

5-10 cm 7 1/2 yr 3/3 dark brown.

10-15cm 7 1/2 yr 4/4 brown.

Tekstur dan Struktur Tanah

0-5 cm gumpal bersudut, lempung berpasir

5-10 cm gumpal bersudut, lempung berpasir.

10-15 cm gumpal bersudut, lempung berpasir.

Konsistensi Tanah

Keseluruhan lemah

Bahan Organik

Kurang banyak

Berat Serasah

119,24 gr

Vegetasi

3. Plot III

Pengamatan

Keterangan

Warna Tanah

0-5 cm 5 yr 2/2 brownies black.

5-10 cm 7 1/2 yr 3/3 dark brown.

10-15cm 7 1/2 yr 4/4 brown.

Tekstur dan Struktur Tanah

0-5 cm gumpal bersudut, lempung berpasir

5-10 cm gumpal bersudut, lempung berpasir.

10-15 cm gumpal bersudut, lempung berpasir.

Konsistensi Tanah

Keseluruhan lemah

Bahan Organik

Banyak

Berat Serasah

258,41 gr

Vegetasi

b. Ketinggian 386 mdpl

1. Plot I

Pengamatan

Keterangan

Warna Tanah

0-15 cm 10YR ¾ (Dark Brown)

15-25 cm 10YR 4/6 (Brown)

Tekstur dan Struktur Tanah

Tekstur Tanah : 0-15 cm Lempung

15-25 cm Lempung Berliat

Struktur Tanah : 0-15 cm Granular

15-25 cm Granular

Plastisitas Tanah : 0-15 cm Agak Plastis

15-25 cm Plastis

Konsistensi Tanah

0-15 cm Teguh

15-25 cm Teguh

Bahan Organik

Agak banyak

Berat Serasah

62,71 gram

Vegetasi

2. Plot II 370 m dpl

LS : 00o 56’ 045”

BS: 100o 29’ 262”

Pengamatan

Keterangan

Warna Tanah

0-15 cm 10YR ¾ (Dark Brown)

15-25 cm 10YR 4/6 (Brown)

Tekstur dan Struktur Tanah

Tekstur Tanah : 0-15 cm Lempung

15-25m Lempung Berdebu

Struktur Tanah : 0-15 cm Granular

15-25 cm Granular

Plastisitas Tanah : 0-15 cm Agak Plastis

15-25 cm Plastis

Konsistensi Tanah

Konsistensi Tanah : 0-15 cm Teguh

15-25 cm Teguh

Bahan Organik

Banyak

Berat Serasah

Massa Serasah : 195,08 gram

Vegetasi

3. Plot III 377 m dpl

LS : 00o 56’ 029”

BT : 100o 29’ 250”

Pengamatan

Keterangan

Warna Tanah

0-5 cm 7,5YR 4/3 (Brown)

5-25 cm 7,5YR 4/6 (Brown)

Tekstur dan Struktur Tanah

Tekstur Tanah : 0-5 cm Lempung Berdebu

5-25 cm Lempung Berdebu

Struktur Tanah : 0-5 cm Granular

5-25 cm Granular

Plastisitas Tanah : 0-5 cm Plastis

5-25 cm Plastis

Konsistensi Tanah

0-5 cm Agak Teguh

5-25 cm Teguh

Bahan Organik

Banyak

Berat Serasah

70,62 gram

Vegetasi

Manggis, Kayu manis, Krinyuh, Ping-ping, ,Sidukuang rumput pahit, rumput teki, Pucuk Kuda, babandotan, pakis-pakisan, kakao, bambu, pisang.

c. Ketinggian

1. Plot I

Pengamatan

Keterangan

Warna Tanah

1-9 cm = 7,5 YR 2/3 Very Dark Brown

9-20 cm = 7,5 YR ¾ Dark Brown

Tekstur dan Struktur Tanah

1-9 cm = Lempung berpasir

9-20 cm = Lempung berpasir

Konsistensi Tanah

Lemah

Bahan Organik

Banyak

Berat Serasah

111,29 gram

Vegetasi

Hutan

2. Plot II

Pengamatan

Keterangan

Warna Tanah

1-5 cm = 7,5 YR 2/1 Black

5-20 cm = 7,5 YR ¾ Dark Brown

Tekstur dan Struktur Tanah

Struktur : 1-5 cm = remah

5-20 cm = granular

Tekstur : 1- 5 cm = Lempung

5-20 cm = Lempung berdebu

Konsistensi Tanah

Sedang agak kuat

Bahan Organik

Agak banyak

Berat Serasah

103,92 gr

Vegetasi

Hutan

3. Plot III

Pengamatan

Keterangan

Warna Tanah

1-8 cm = 7,5 YR 2/2 Browniest Black

8-20 cm = 7,5 YR 3/3 Dark Brown

Tekstur dan Struktur Tanah

Tekstur : 1-8 cm = Lempung berdebu

8-20 cm = lempung berdebu

Struktur : 1-8 cm = Remah

8-20 cm = Granular

Konsistensi Tanah

Sedang

Bahan Organik

Banyak

Berat Serasah

154,95 gram

Vegetasi

Hutan

d. Ketinggian 305 m dpl

LS : 0o 56’ 30”

BT : 100o 29’ 35”

1. Plot I

Pengamatan

Keterangan

Warna Tanah

7,5 YR 4/4 Brown

Tekstur dan Struktur Tanah

Lempung

Konsistensi Tanah

Lemah

Bahan Organik

Cukup banyak

Berat Serasah

203 gr

Vegetasi

Hutan

2. Plot II

Pengamatan

Keterangan

Warna Tanah

10 YR ¾ Dark brown

Tekstur dan Struktur Tanah

Lempung berdebu

Konsistensi Tanah

Lemah

Bahan Organik

Banyak

Berat Serasah

331 gr

Vegetasi

Hutan

3. Plot III

Pengamatan

Keterangan

Warna Tanah

10 YR ¾ Dark brown

Tekstur dan Struktur Tanah

Lempung berdebu

Konsistensi Tanah

Lemah

Bahan Organik

Banyak

Berat Serasah

490 gr

Vegetasi

Hutan

4.2 Pembahasan

Syarat tumbuh tanaman :

1. Durian :

Iklim; (1) Curah hujan untuk tanaman durian maksimum 3000-3500 mm/tahun dan minimal 1500-3000 mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun, dengan kemarau 1-2 bulan sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus menerus.(2) Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan durian adalah 60-80%. Sewaktu masih kecil (baru ditanam di kebun), tanaman durian tidak tahan terik sinar matahari di musim kemarau, sehingga bibit harus dilindungi/dinaungi.(3) Tanaman durian cocok pada suhu rata-rata 20-30 derajat C. Pada suhu 15oC durian dapat tumbuh tetapi pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu mencapai 35 derajat C daun akan terbakar.

Media Tanam; (1) Tanah yang subur (tanah yang kaya bahanorganik). Partikel penyusunan tanah seimbang antara pasir liat dan debu sehingga mudah membentuk remah. (2) Dengan jenis tanah grumosol dan ondosol. (3) Derajat keasaman tanah yang dikehendaki tanaman durian adalah (pH) 5-7,dengan pH optimum 6-6,5. (4) Kandungan air tanah dengan kedalam cukup, (50-150 cm) dan (150 200 cm).

Ketinggian Tempat; Ketinggian tempat untuk bertanam durian tidak boleh lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada juga tanaman durian yang cocok ditanam diberbagai ketinggian. Tanah yang berbukit/yang kemiringannya kurang dari 15 kurang praktis daripada lahan yang datar rata.

2. Kakao

Iklim; (1) Curah hujan cukup dan terdistribusi merata, dengan jumah curah hujan 1500-2500 mm/th, dengan bulan kering tidak lebih dari 3 bulan. (2) Suhu rata-rata antara 15 - 30 C, dengan suhu optimum 25,5 C. (3) Fluktuasi suhu harian tidak lebih dari 9 C.

Media Tanam; (1) Solum tanah dalam (>150 cm), (2)Tekstur dan struktur tanah baik, sehingga tanah mempunyai daya menahan air, aerasi, dan drainase yang baik. (3) pH tanah antara 6 – 7. (4) Kandungan bahan organik tidak kurang dari 3%. (5) Kandungan unsur hara cukup tinggi. Dengan peninjauan dan survei langsung di lapangan akan dapat diperoleh data primer maupun data sekunder mengenai keadaan iklim dan tanah untuk lahan daerah dimaksud.

3. Manggis

Ketinggian tempat; dibawah 1.000 m dpl. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah dengan

ketinggian dibawah 500-600 m dpl.

Iklim; dengan tipe iklim basah. Angin yang baik tidak terlalu kencang. Curah hujan tahunan 1.500-3.000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun. Temperatur udara yang ideal berada pada kisaran 22-320C dengan Suhu udara rata-rata 20-300C.

Media tanam; Tanah yang subur, gembur dan mengandung bahan organik. Derajat keasaman tanah (pH tanah) ideal untuk budidaya manggis adalah 5-7, tetapi lebih toleran pada pH rendah (masam) di lahan gambut. Untuk pertumbuhan tanaman manggis memerlukan daerah dengan drainase baik dan tidak tergenang serta air tanah berada pada kedalaman 50-200m (Sunarjono, 2008).

4. Pinang

Ketinggian tempat; Optimal pada ketinggian 0–1.000 m dpl. Tanaman pinang idialnya ditanam pada ketinggian dibawah 600 m diatas permukaan laut.

Media tanam; Tanah yang baik untuk pengembangan pinang adalah tanah beraerasi baik, solum tanah dalam tanpa lapisan cadas, jenis tanah laterik, lempung merah dan aluvial. Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman pinang sekitar pH 4 - 8.

Iklim; Curah hujan antara 750-4.500 mm/tahun yang merata sepanjang tahun atau hari hujan sekitar 100 - 150 hari. Tanaman pinang sangat sesuai pada daerah yang bertipe iklim sedang dan agak basah dengan bulan basah 3 - 6 bulan/tahun dan bulan kering 4 - 8 bulan/tahun. Suhu dan Kelembaban antara 20º - 32º C, kelembaban udara antara 50 – 90 %. Penyinaran yang sesuai berkisar antara 6-8 jam/hari.

5. Kopi

Iklim; Tinggi tempat 1250 s/d 1.850 m dpl atau 300 s/d 1.500 m dpl. Curah hujan 1.500 s/d 2.500 mm/th. Bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) 13 bulan. Suhu udara ratarata 1721o C.

Media tanam; tanah yang lapisan atasnya dalam, gembur, subur, banyak mengandung humus, dan permeable, atau dengan kata lain tekstur tanah harus baik. Tanah yang tekstur/strukturnya baik adalah tanah yang berasal dari abu gubung berapi atau yang cukup mengandung pasir. Tanah yang demikian pergiliran udara dan air di dalam tanah berjalan dengan baik. Tanah tidak menghendaki air tanah yang dangkal, karena dapat membusukkan perakaran, sekurangkurangnya kedalaman air tanah 3 meter dari permukaannya.

6. Klusena atau Sicerek

Iklim; pada daerah ketinggian 460 m di atas permukaan laut. Suhu udara rata-rata pada bulan terdingin + 18 derajat Celsius dan suhu bulan terpanas + 22 derajat Celsius, serta mempunyai bulan kering + 3 bulan.

Media tanam; Klausena dapat tumbuh dengan baik pada lahan-lahan yang ditumbuhi alang-alang terutama pada tanah podsolik merah kuning.

7. Kayu manis

Iklim; basah dan banyak hujan, kurang baik pada daerah dengan musim kemarau panjang. Ketinggian tempat sampai 2000 meter dpl, akan tetapi dapat tumbuh baik pada ketinggian 500 sampai 1500 meter dpl.

Medi tanam; Tanah yang dikehendaki pohon kayu manis adalah tanah berpasir yang mudah melepaskan air, dan banyak mengandung zat hara dan humus.

Dari tanaman diatas yang menjadi pusat perhatian yaitu tanaman kakao, kopi dan kayu manis. Syarat tumbuh tanaman kakao daerah ini memiliki kesesuaian dan ketidak sesuaian, untuk faktor ketinggian, daerah ini bisa ditumbuhi kakao serta sesuai dengan kebutuhan kakao akan pohon naungan, tetapi curah hujan nya terlalu tinggi, dan suhu nya terlalu rendah. Curah hujan maksimal untuk kakao ialah 3000 mm per tahun, sedangkan pada daerah ini bisa mencapai 4000 mm per tahun serta suhu yang ada hanya lah suhu minimum untuk ditumbuhi kakao 18-210 C. Untuk tanaman kopi hampir sama dengan dengan tanaman kakao dan untuk kesesuaian tanaman kayu manis untuk tingkat ketinggian, kayu manis dapat tumbuh pada ketinggian dibawah 500 m dpl, tetapi ketinggiaan optimal nya di atas 500 m dpl, bahkan sampai 1300 m dpl. Curah hujannya masih terlalu tinggi, kayu manis menghendaki curah hujan maksimal 2500 mm per tahun, sedangkan daerah ini memiliki curah hujan sampai 4000 mm per tahun.

Pada hutan tempat praktikum dilakukan dapat diamati bahwa semakin banyak vegetasi oleh karena tanah terkena sinar matahari dengan intensitas cukup maka vegetasi pada tanah tersebut akan semakin beragam. Jika dilihat semakin keatas maka vegetasinya pun semakin berkurang variasinya hanya tanaman hutan yang mendominasi. Sehingga tebalnya serasah pun ikut meningkat karena cahaya matahari kurang intensif masuk ke permukaan tanah mengakibatkan hanya sedikit mikroorganisme yang beraktifitas sehingga proses dekomposisi pun semakin berkurang.


KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan maka apat diketahui bahwa tingkat ketinggian suatu daerah dapat mempengaruhi jumlah dan variasi dari vegetasi yang tumbuh. Selain itu jumlah bahan organik dalam bentuk serasah makin banyak ketika berada di ketinggian yang lebih tinggi hal ini dikarenakan intensitas dari cahaya matahari yang mengenai permukaan tanah lebih sedikit dibandingkan jumlah matahari yang masuk pada daerah dibawahnya oleh karena kanopi dari tumbuhan yang menutupi. Dekomposisi bahan organik pada lapisan liter tidak akan cukup memenuhi kebutuhan tanaman jika berada pada system budidaya, kesuburan tanah terjamin ketika siklus hara tertutup.

Untuk budidaya tanaman Kakao, kopi dan kayu manis dapat dilakukan, tetapi tidak bisa di optimalisasi kerena adanya ketidak sesuain lingkungan tumbuh.